Rice crop in the sunshine
Program intensifikasi penanaman 4 kali setahun yang dikenal dengan IP 400 merupakan solusi dari berkurangnya sawah karena alih fungsi lahan serta pertambahan penduduk. Langkah-langkah strategi panen berulang dengan program IP 400:
- Pola tanam 4 kali padi per tahun menggunakanvarietas unggul sangat genjah (VUSG) berumur kurang dari 90 hari dari semai hingga panen. VUSG yang dianjurkan antara lain Silugonggo, Dodokan, Inpari 1 dan Inpari 32. Pilihan lain menggunakan varietas genjah berumur 90 -105 hari dari semai hingga panen. Contohnya Ciherang, Mekongga, Cigeulis, Situ Bagendit.
- Pergiliran varietas dilakukan setiap musim tanam. Contoh MT I menanam varietas Silugonggo, sedangkan pada MT II membudidayakan varietas Ciherang. Tujuannya adalah untuk mencegah ledakan hama dan penyakit tertentu dan juga menyesuaikan kapan produksi tertinggi.
- Semai dengan system culikan atau dapog, dilakukan 15 – 20 hari sebelum panen. Lokasi semai diluar sawah dengan luasan 5% dari luas rencana penanaman padi berikutnya. Persemaian dapog dibuat dalam kotak dengan media tanah dan pupuk organic perbandingan 1:1. Benih yang digunakan sekitar 20 kg pe hectare.
- Pengolahan lahan dilakukan 7 hari setelah panen. Pengolahan lahan dilakukan untuk membalik tanah agar bersih dari gulma dan hama dalam tanah. Pengolahn tanah sama dengan pengolahan tanah pada umumnya.
- Pengairan harus tersedia sepanjang tahun.
- Pemupukan beimbang dapat diaplikasikan 3 kali dalam satu musim tanam. Pemupukan berimbang sesuai rekomendasi yaitu 250 kg/ha Urea, 250 kg/ha NPK, serta 500 kg/ha pupuk organik dibagi menjadi tiga dosis sama rata. Waktu aplikasi saat olah tanah; 7-10 hst, dan 21-25 hst.
- Pengendalian hama dan penyakit dengan mengendalikan gulma atau penyemprotan insektisida jika populasi hama terlalu banyak. Pengendalian hama terpadi, bukan daerah endemic hama tau penyakit serta pelindungan tanaman dilakukan secara intensif.
- Pemanenan yang baik yaitu dengan memotong 20 cm padi dari bawah agar tanah dapat segera ditanami. Panen harus dilakukan dengan memperhatikan umur padi. Idealnya pemanenan saat gabah matang fisiologis ditandai dengan kadar air gabah 22-26% atau 90-95% gabah dari malai sudah kuning. Menggunakan sabit bergerigi sebagai alat panen karena itu salah satu kunci penting yang meningkatkan kapasitas pemanenan dan menekan kehilangan hasil. Hindari panen dengan sistim keroyokan karena akan banyak mengalami kehilangan hasil. Umur panen yang belum optimal dan tidak seragam akan menurunkan mutu beras dan rendemannya.
- Pasca panen dilakukan dengan menggunakan mesin untuk merontokkan padi agar hasil panen tidak terbuang banyak.