Penggunaan pestisida untuk pengendalian hama dan penyakit tanaman selalu meninggalkan residu pestisida pada hasil pertaniannya. Hampir 96% petani di Indonesia menggunakan pestisida kimia dalam mengendalikan hama atau organisme pengganggu tanaman (OPT) karena dianggap efektif, muda digunakan dan menguntungkan secara ekonomi.
Sayur dan buah denngan residu pestisida yang dikonsumsi dalam jangka Panjang akan menimbulkan gangguan Kesehatan, bahkan dapat menyebabkan kematian. Gejala ringan yang ditimbulkan dari residu pestisida seperti sakit perut dan muntah, gejala keracunan akut seperti sakit kepala, mual, muntah, keletihan dan tremor. Akumulasi residu pestisida pada tubuh manusia menyebabkan efek keracunan kronis, yaitu kerusakan system saraf, sistem imunitas tubuh, system reproduksi, serta kerusakan sel2sel hati dan ginjal.
Kunci dalam penggunaan pestisida yaitu memperhatikan jenis tanaman, hama yang menyerang, ekosistem dan tempat aplikasi. Pertama harus ditentukan jenis tanaman dan organisme yang menyerang, kemudian memilih pestisida yang sesuai. Selain itu, penggunaan pestisida harus diterapkan secara wajar agar tidak merugikan ekosistem dan pengguna, yaitu pengguna dan konsumen pestisida.
Penggunaan pestisida harus memperhatikan 5 (lima) hal yang benar yaitu: tepat objek, tepat jenis, tepat waktu, tepat dosis dan tepat cara. Sebelum menggunakan pestisida, harus ditentukan tujuan penggunaan pestisida. Untuk mengurangi residu pada hasil tanaman, penggunaan insektisida sistemik harus dihentikan setidaknya satu bulan sebelum panen dan aplikasi insektisida kontak harus dihentikan satu minggu sebelum panen. Pestisida sistemik tidak boleh digunakan pada sayuran berumur pendek seperti bayam, selada dan kangkung.
Bagi masyarakat umum yang menjadi konsumen dari buah dan sayur akan sangat sulit untuk mengendalikan penggunaan pestisida yang digunakan oleh petani. Oleh karena itu, diperlukan metode atau cara untuk mengurangi residu pestisida pada buah dan sayur yang diterima oleh masyarakat umum. Metode-metode untuk mengurangi residu pestisida pascapanen diantaranya pencucian produk hasil pertanian, penggunaan ozon dan penyesuaian pH.
Pada komoditas buah, pencucian memakai deterjen cair yang spesifik untuk mencuci buah dan sayur, memberikan hasil yang lebih signifikan. Pencucian menggunakan detergen ini signifikan menurunkan kadar sisa pestisida profenofos pada selada sebanyak 70%. Pencucian menggunakan detergen cair spesifik buah dan sayuran juga terbukti efektif buat mengurangi residu pestisida yang masih melekat pada hasil pertanian. Pencucian buah tomat menggunakan detergen buah dan sayur juga menunjukan hasil penurunan kadar residu pestisida pada tomat sebanyak 92%. Kadar rezidu diazinon pada stroberi yang dicuci menggunakan air dan dilanjutkan dicuci menggunakan detergen cair larutan pencuci buah dapat mengurangi 100% kadar diazinon. Adanya penurunan ini disebabkan adanya surfaktan pada detergen yang molekulnya memiliki dua kutub yang masing-masing bersifat hidrofil dan lipofil.
Pada proses pembersihan memakai air,bagian hidrofil akan berinteraksi menggunakan air, sedangkan bagian lipofil akan berinteraksi menggunakan kontaminan bersifat lipofil sehingga surfaktan bertindak menjadi jembatan dan dengan sendirinya akan menaikkan efektivitas pencucian pestisida menggunakan air.
Beberapa larutan pencuci alami yang mudah diperoleh di dapur:
- Air Garam
Campuran garam dan air dengan perbandingan 1:10 dapat digunakan untuk merendam buah dan sayur selama 20 menit. Tingkat efektivitas akan meningkat dengan dilanjutkan perlakuan pencucian dengan air mengalir setelah perendaman menggunakan air garam.
- Air Cuka
Campuran air dan cuka dengan perbandingan 1:3 dapat digunakan untuk merendam buah dan sayur selama 20 menit. Campuran air dan cuka dapat menghilangkan residu pestisida pada buah dan sayur.
- Air Soda Kue
Larutan air dan soda kue dapat dibuat dengan mencampurkan 250 ml air, 1 sendok makan air lemon atau jeruk nipis dan 2 sendok makan baking soda. Larutan ini dapat digunakan untuk merendam buah dan sayur selama 5-10 menit. Keefektifan akan meningkat dengan melakukan pembilasan menggunakan air bersih dan mengalir sebelum dikonsumsi. Pelarut ini juga dapat diaplikasikan dengan cara disemprotkan pada sayur dan buah. Setelah itu buah dan sayur didiamkan selama 5-10 menit sebelum dibilas.
Ir. Deecy J Kemur. M.Si