Sulawesi Tengah Kembangkan Padi Biosertifikasi Tahun 2022
Data survey status Gizi Balita Indonesia, prevalensi stunting Sulawesi Tengah berada pada angka 31,26%. Angka ini berada di atas rata rata nasional.
Melihat data ini, Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah mengharapkan upaya dan usaha semua elemen yang terlibat baik tingkat pemerintah provinsi maupun kabupaten/kota, serta lembaga non pemerintah harus melakukan penurunan stunting secara terintegrasi multi-sektoral dan tidak bersifat sektoral ,agar target penurunan Stunting tahun 2024 bisa mencapai 13 persen atau sampai di bawah 1 digit, atau bisa mencapai target yang diharapkan.
“Gubernur Sulawesi Tengah mengharapkan dengan penurunan Prevalensi Stunting mencapai angka Stunting Indonesia satu digit di tahun 2024 dengan semangat Gerak Cepat Menuju Sulawesi Tengah yang lebih sejahtera dan lebih maju,” ujar Pj. Sekdaprov Sulteng Faisal Mang, Gubernur Sulawesi Tengah diwakili Pj. Sekda Provinsi I Faisal Mang, dalam sambutannya padapembukaan acara Rembuk Stunting dan Pemberian Penghargaan Aksi Konfergensi Penurunan Stunting Terintegrasi Kab/Kota se-Sulawesi Tengah Tahun 2021, di Hotel Best Western Palu, Rabu (8/12).
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak berusia di bawah lima tahun (balita) akibat kekurangan gizi kronis, teruta kekurangan unsur Zinc. Fungsi Zinc terbilang sangat vital bagi kelangsungan hidup sel-sel tubuh manusia. Zinc atau Zn merupakan komponen pembentuk lebih dari 300 enzim yang berfungsi antara lain untuk penyembuhan luka, menjaga kesuburan, sintesa protein, meningkatkan daya tahan tubuh, dan berbagai fungsi terkait kesehatan tubuh.
Dalam upaya penekanan angka Stunting di Provinsi Sulawesi Tengah pada Tahun 2022 mengembangkan Varietas Padi Inpari Nutri Zinc. menurut Kepala Bidang Tanaman Pangan, Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sulawesi Tengah, Ir. Retno Erningtyas, MSi pada Acara Rapat Koordinasi Evaluasi Tahun 2021 dan Perencanaan Tahun 2022 DInas Tanaman Pangan dan Hortikultura Prov. Sulawesi Tengah, pengembangan padi dimaksud dilakukan di 10 Kabupaten di Provinsi Sulawesi Tengah.
Varietas Padi Inpari IR Nutri Zinc yang dilepas tahun 2019 melalui SK Menteri Pertanian 168/HK.540/C/01/2019/ memiliki potensi kandungan Zn pada varietas ini dapat mencapai 34,51 ppm, dengan rata-rata kandungan Zn 29,54 ppm. Inpari IR Nutri Zinc termasuk golongan cere, dengan bentuk tanaman tegak.
Umur tanaman tergolong cukup genjah, yaitu dapat dipanen ±115 hari. Inpari IR Nutri Zinc memiliki bentuk gabah ramping, dan ketika dipanen cukup mudah karena memiliki tingkat kerontokan sedang dan kerebahan sedang. Memiliki tekstur nasi pulen dengan kadar amilosa 16,60%, tekstur ini tentu sangat cocok bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Tidak kalah penting adalah potensi hasil cukup tinggi, yaitu dapat mencapai 9,98 ton/hektar, dengan rata-rata hasil yang dapat diperoleh 6,21 ton/hektar. Potensi hasil yang tinggi tentu saja menjadi potensi untuk meningkatkan pendapatan petani.
Inpari IR Nutri Zinc agak tahan wereng batang coklat (WBC) biotipe 1, 2, dan agak rentan WBC biotipe 3. Selain itu, agak tahan hawar daun bakteri (HDB) patotipe III, dan rentan HDB patotipe IV dan VIII pada stadia vegetatif, agak tahan HDB patotipe III rentan patotipe IV dan VIII pada stadia generatif, tahan terhadap blas ras 033, 073, 133, namun rentan blas 173, dan agak tahan tungro inakulum Garut dan Purwakarta. Inpari IR Nutri Zinc baik ditanam untuk lahan sawah irigasi pada ketinggian 0-600 mdpl.
Penulis : Ir. Moledon