PALU – Dalam upaya mematangkan dan memantapkan persiapan pelaksanaan kegiatan lingkup bidang tanaman pangan, Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Provinsi Sulawesi Tengah melaksanakan Rapat Sinkronisasi Program dan Kegiatan Tanaman Pangan Tahun 2023 bertempat di Aula Dinas TPH Provinsi Sulawesi Tengah, Kamis (23/2/2022).
Rapat yang dibuka langsung oleh Kepala Dinas TPH Provinsi Sulawesi Tengah, Nelson Metubun, SP tersebut menghadirkan para kepala bidang yang menangani tanaman pangan dan jajarannya dari Dinas Pertanian Kabupaten / Kota se Sulawesi Tengah, Kepala UPT Perbenihan Tanaman Pangan dan Hortikultura, Kepala UPT Pengawasan Mutu dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura, Kepala UPT Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura, para fungsional penyuluh pertanian dan perwakilan BUMN PT. Sang Hyang Seri, selaku produsen benih.
Kadis dalam arahannya saat membuka acara menyampaikan bahwa acara rapat kali ini merupakan tindak lanjut dari rapat sehari sebelumnya, untuk membahas lebih spesifik program dan kegiatan masing-masing bidang teknis termasuk mengevaluasi capaian dan kinerja program dan kegiatan tahun sebelumnya.
“jika melihat capaian produksi komoditas pangan strategis, khusus ketersediaan beras tahun 2022 sebesar 439.500 ton, sementara kebutuhan konsumsi penduduk sebesar 363.838 ton atau terdapat surplus sebesar 75.663 ton, sehingga Provinsi Sulawesi Tengah secara nasional masuk dalam urutan kesembilan provinsi surplus beras, produksi jagung tahun 2022 sebesar 515.301 ton pipilan kering lebih tinggi 28,47% dibanding tahun 2021 sebesar 401.034 ton pipilan kering, produksi kedelai tahun 2022 sebesar 8.434 ton biji kering lebih tinggi 94,73% dibanding tahun 2021 sebesar 401.034 ton. Tentunya apresiasi kita berikan kepada kita semua terhadap kenaikan produksi komoditi jagung dan kedelai dan bersama-sama menjaga konsistensi peningkatannya setiap tahun, namun disisi lain kita juga harus mengevaluasi dan mengidentifikasi beberapa indikator yang mengalami penurunan. Rapat sinkronisasi kali ini menjadi salah satu wadah untuk menemukenali lebih awal penyebab itu sehingga bisa kita antisipasi secara bersama di tahun-tahun mendatang”, jelas kadis, menyemangati peserta rapat.
“Sinkronisasi berbagai sumberdaya mulai dari pusat, provinsi dan kabupaten harus kita optimalkan untuk mencapai target-target kita, baik mikro maupun makro”, urai Kadis lebih lanjut.
Rapat sinkronisasi tersebut menghadirkan narasumber masing-masing Kepala Dinas TPH Provinsi Sulawesi, Kepala Bidang (kabid) Tanaman Pangan Dinas TPH Provinsi Sulawesi Tengah, Ir. Retno Erningtyas Sugyono, MP., POPT Ahli Muda, Muhammad Aril, SP., MP dan penanggungjawab pengelolah kegiatan.
Kabid Tanaman Pangan dalam materinya menyampaikan dukungan kegiatan tanaman pangan untuk Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2023 masing-masing berupa bantuan benih padi inbrida untuk lahan seluas 15.000, bantuan benih jagung hibrida 1.500 hektar, dukungan untuk mandiri benih tanaman pangan seluas 50 hektar, display varietas seluas 12 hektar, dukungan untuk padi lahan kering seluas 450 hektar, padi biofortifikasi seluas 1.000 hektar, dukungan budidaya kedelai seluas 7.000 hektar, disertai dukungan beberapa jenis peralatan pasca panen dan pengolahan hasil tanaman pangan dan dukungan dari APBD Provinsi Sulawesi Tengah.
“semua kegiatan telah disusun rencana alokasi ke masing-masing kabupaten di Sulawesi Tengah sesuai potensi masing-masing dengan tetap memperhatikan kriteria dan syarat lokasi pelaksanaan kegiatan, diharapkan dukungan dari dinas kabupaten dalam pengawalan dan pembinaannya agar dukungan stimulan ini memberikan hasil yang signifikan dari sisi produktivitas, produksi dan pendapatan petani kita” ungkap Kabid.
Kabid juga menjelaskan terkait dukungan padi biofortifikasi dalam mendukung penanganan stunting,
“Tahun 2023 ini Dinas TPH provinsi juga masih memberikan dukungan padi Biofortifikasi atau padi kaya gisi pada kabupaten dengan prevalensi stunting yang relatif tinggi, dengan menggunakan padi varietas Inpari IR Nutrizinc yang merupakan salah satu varietas yang dihasilkan oleh Kementerian Pertanian untuk berkontribusi dalam meningkatkan kandungan gizi pangan, diantaranya untuk penanganan stunting karena mempunyai kandungan Zn (Zinc) yang mencapai 34,51 ppm”, jelas putri mantan bupati poso tersebut.
Selain penyajian materi dan workshop, rapat tersebut juga diisi dengan sosialisasi dan demo pembuatan biosaka yang diikuti oleh Kadis dan perwakilan masing-masing dinas pertanian kabupaten/kota yang hadir. (ikb0223)