PENGENDALIAN HAMA PENYAKIT BAWANG MERAH
Dalam budidaya tanaman apapun pasti ada hama dan penyakit yang sangat mengganggu keberhasilan para petani. Kategori hama bawang merah adalah semua pengganguu tanaman utama dan yang bisa menyebabkan kerusakan bahkan sampai gagal total dalam bertani disebut hama
Ulat grayak eksigua (Spodoptera exigua).
Serangga dewasa berupa ngengat berwarna kelabu yang mampu bertelur sebanyak 500-600 butir. Ulat berbentuk bulat panjang berwarna hijau atau coklat dengan kepala berwarna kuning kehijauan. Telur diletakkan secara berkelompok yang diselimuti oleh benang-benang halus pada daun bawang. Ulat instar pertama masuk ke dalam polong daun. Gejala serangan ditandai dengan adanya bercak-bercak putih transparan, karena ulat memakan daging daun, sedangkan epidermis ditinggalkan. Tanaman inangnya antara lain ialah bawang merah, bawang kucai, bawang daun, bawang putih, cabai, dan jagung.
Pengendaliannya:
- Pemasangan perangkap berferomon Feromon Exi sebanyak 20 buah/ha
- Pemasangan lampu perangkap sebanyak 30 buah/ha
- Penyemprotan insektisida jika kerusakan daun telah mencapai 5%.
- Penyemprotan insektisida jika populasi kelompok telur telah mencapai 1 kelompok/10 tanaman.
- Penyemprotan insektisida jika tangkapan ngengat oleh Feromon Exi telah mencapai 30 ngengat/ 3 malam
Kutu daun bawang (Neotoxoptera formosana).
Kutu daun yang umum menyerang tanaman bawang merah ialah Neotoxoptera formosana.
Gejala serangan kutu daun menyebabkan daun yang terserang berkeriput, kekuningan, terpuntir, pertumbuhan tanaman terhambat, layu lalu mati. Tanaman inangnya antara lain ialah bawang daun dan bawang kucai.
Pengendaliannya:
- Pemasangan likat kuning sejak dini
- Meninggikan permukaan air
Trips bawang (Thrips tabaci).
Panjang tubuh serangga dewasa ±1–1,3 mm.
Nimfa trips tidak bersayap, sedangkan trips dewasa bersayap seperti jumbai (sisir bersisi dua).
Tubuh berwarna kuning, coklat kekuningan atau coklat. Gejala serangan ditandai dengan adanya warna keperak-perakan atau bercak-bercak putih pada daun, selanjutnya daun mengering.
Tanaman inangnya antara lain ialah bawang merah, bawang daun, buncis, kacang panjang, kentang, labu, mentimun, oyong, paria, semangka, tomat, dan terung. Trips bawang juga merupakan vektor cendawan Alternaria porri yang menyebabkan penyakit bercak ungu.
Penyakit bawang merah:
Semua jenis penyakit menjadi peyebab gagal panen yang sangat sulit dikendalikan pada saat petani menanam pada off season yaitu pada bulan januari hingga maret.
Karena pada saat itu curah hujan sangat tinggi sehingga menyebabkan kelembaban yang cukup tinggi sangat baik untuk berbagai penyakit diatas
- Penyakit busuk daun antraknos atau otomatis (istilah di Brebes, Jawa Tengah)
disebabkan oleh cendawan Colletotrichum gloeosporioides. Patogen ditularkan melalui udara.
Gejala serangan dimulai dengan timbulnya bercak coklat kehitaman pada permukan daun, kemudian bercak menjadi lunak. Pada bagian tengah bercak terdapat kumpulan titik hitam yang merupakan kelompok spora. Serangan berat menyebabkan seluruh permukaan daun keriput dan mengering dan warna daun seperti jerami padi. Pada saat cuaca panas dan lembab penyakit ini akan cepat berkembang. Tanaman inangnya antara lain ialah tomat, buncis, kacang panjang labu, mentimun, oyong, paria, semangka, dan terung. Pengendaliannya dilakukan dengan penyemprotan Fungisida sistemik.
- Penyakit busuk leher akar disebabkan oleh cendawan Botrytis allii.
Gejala busuk akar berkembang hanya setelah bawang merah dipanen dan disimpan di dalam gudang.
Infeksi dapat terjadi melalui luka pada umbi. Penyakit tersebut terbawa ke lahan bersama dengan umbi bibit yang terinfeksi. Penyakit ini akan berkembang dengan cepat pada kondisi kelembaban tinggi dan suhu udara rata-rata di atas 15-20 ℃, lahan yang becek dan lembab. Gejala serangan ditandai dengan leher akar melunak kemudian membusuk. Tanaman inangnya antara lain ialah bawang putih, bawang daun, dan tanaman bawang-bawangan lainnya.
- Penyakit embun bulu atau busuk daun (downy mildew) disebabkan oleh cendawan Peronospora destructor. Patogen penyakit embun bulu ditularkan melalui angin. Gejala serangan ditandai dengan daun berwarna pucat dan menguning. Bila udara lembab, daun yang terserang akan menunjukkan bintik-bintik berwarna ungu dan membusuk, sedangkan bila udara kering daun yang terserang akan menunjukkan bintik-bintik putih, menguning, layu dan mengering. Kondisi optimum untuk perkembangan penyakit ini ialah pada suhu 15 ℃ dan kelembaban tinggi terjadi selama 6-12 jam.
- Penyakit kresek (istilah Brebes, Jawa Tengah) disebabkan oleh bakteri Xanthomonas axonopodis pv. allii. Serangan terjadi pada berbagai stadia pertumbuhan tanaman bawang merah, tetapi biasanya terjadi selama fase pembentukan umbi. Serangan diawali dengan tampaknya lesi pada daun yang dengan cepat meluas sehingga daun menjadi berwarna coklat. Kehilangan hasil diakibatkan oleh tanaman yang menjadi kerdil atau ukuran umbi yang kecil.
Pengendaliannya yaitu
Pengaturan jarak tanam: 15 cm x 15 cm pada musim kemarau dan 15 cm x 20 cm pada musim hujan
Pengaturan drainase yang baik agar tidak ada air yang tergenang
Jika ditemukan serangan penyakit kresek, dilakukan penyemprotan dengan fungisida yang berbahan aktif tembaga (Cu)
- Penyakit layu fusarium disebabkan oleh cendawan Fusarium oxysporum.
Patogen ditularkan melalui udara dan air. Gejala serangan ditandai dengan pangkal batang berwarna putih, daun terpuntir kemudian rebah dan berwarna kuning. Jika pangkal tanaman diperiksa, terlihat akarnya membusuk dan pada dasar umbi lapis terdapat jamur keputih-putihan.
Pengendalian adalah Penggunaan benih bawang merah yang sehat dan bersertifikat
Perlakuan benih menggunakan fungisida yang bersifat protektif., Caranya dengan mencampurkan 100 g fungisida dalam setiap 100 kg benih bawang merah lalu disimpan di dalam karung selama 1-2 hari sebelum ditanam. Tanaman yang terserang dicabut lalu dibakar.
Deecy Junitha Kemur ( PP Madya pada Dinas TPH Prov. Sulteng )
Sumber : Materi pelatihan TC Mekar Jaya Brebes