PROVINSI JAWA BARAT JADI TEMPAT TRANSFER TEKNOLOGI PENERAPAN PERTANIAN ORGANIK SESUAI SNI DINAS TPH PROV.SULTENG
Gapoktan Sarinah desa Bumiwangi Kecamatan Ciparay Kabupaten Bandung Provinsi Jawa Barat menjadi tempat Transfer Teknologi Penerapan Sistem Pertanian Organik sesuai SNI Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sulawesi Tengah pada tanggal 30 November 2022 sampai dengan 1 Desember 2022.
Peserta Transfer Teknologi diikuti oleh perwakilan kelompok tani organik komoditi padi sawah dari 2 kabupaten yaitu Kabupaten Banggai dan Kabupaten Morowali masing-masing 3 orang, 3 orang pendamping dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Morowali dan 4 orang pendamping dari Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sulawesi Tengah.
Materi Transfer Teknologi adalah Budidaya Pertanian Organik yang meliputi Pembuatan Pupuk Organik, Pembuatan dan Aplikasi MOL, Pembuatan Bak Saringan Air, Penyimpanan Benih dan Persemaian, Pemeliharaan Tanaman, Panen dan Pasca Panen serta ICS (Internal Control System) Gapoktan Sarinah, juga kunjungan ke Unit Pengemasan Beras Organik ICS Organik Sarinah Desa Ciparay.
Kedatangan Tim Transfer Teknologi Dinas TPH Prov. Sulteng yang dipimpin oleh Kepala Bidang Tanaman Pangan Ir.Retno Erningtyas, MP dan didampingi oleh penanggung jawab Seksi Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Donita A.D Pradewi, SP., M.Si diterima oleh Plt. Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat Djadjat Sudradjat yang didampingi Sub Koordinator Pasca Panen H.Ahmad Tarekat dan Sub Koordinator Serelia Tatang Hidayat.
Kepala Bidang Tanaman Pangan menyatakan bahwa tujuan kami ke Provinsi Jawa Barat adalah Transfer Teknologi Penerapan Pertanian Organik, kami membawa kelompok tani yang bergerak pada komoditi padi sawah yang sudah mendapatkan sertifikat organik, namun mereka masih ingin menimba ilmu pengetahuan tentang keorganikan dan juga tentang bagaiman ekspor khususnya beras. Kabupaten Banggai dan Kabupaten Morowali memiliki tambang nikel dan gas, dalam hal ini meminta produk-produk organik beras dari luar Sulawesi Tengah, kemudian ada keinginan dari Negara Brunei Darussalam meminta beras organik dari kelompok-kelompok kami, sehingga kami perlu belajar lagi ke pertanian organik yang lebih maju dari Provinsi Sulawesi Tengah, sehingga kami meluangkan waktu ke sini. Lebih lanjut beliau menyampaikan bahwa Jawa Barat memiliki banyak tempat wisata, untuk mengembangkan Agrowisata di daerah kami karena tak lama lagi IKN pindah dan yang paling dekat adalah Sulawesi Tengah. Jadi tempat-tempat wisata kami juga berbenah, karena tidak menutup kemungkinan mereka bisa saja liburannya di Sulawesi Tengah.
Kepala Dinas TPH Prov.Jabar menyatakan bahwa tidak salah kalau datang ke Jawa Barat karena sebagai kontributor beras organik ke-2 terbesar di Indonesia, Bali Kontributor pertama. Lebih lanjut beliau menjelaskan produksi beras organik di beberapa Gapoktan bisa mencapai 9,8 Ton/Ha bahkan lebih. Hal yang dilakukan bahwa mereka tidak mau melakukan budidaya sebelum ada perbaikan terhadap tekstur struktur tanah termasuk kimia dan biologi tanah. Mereka mengukur dengan alat ukur sendiri berapa sih kandungan organik atau mikrobia tanah. Mereka belum mau menanam sebelum kandungan organik dan mikroba diatas sekian. Akhir kata beliau mengucapkan kawan-kawan dari provinsi Sulawesi Tengah mudah-mudahan nanti ada beberapa yang bisa diadopsi, tidak hanya sekedar jalan-jalan saja ke Bandung, mudah-mudahan mendapat suatu ilmu minimal bisa berkomunikasi dengan Gapoktan pertanian organik. Selamat datang di Bandung, mudah-mudahan bisa menikmati tempat-tempat wisata.
Penulis : Kasmawati S.Pt (Penyuluh Pertanian Ahli Muda Pada Dinas TPH Prov. Sulteng)