TINGKATKAN LUAS TAMBAH TANAM MELALUI GERAKAN TANAM KEDELAI DI KABUPATEN BANGGAI
Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sulawesi Tengah bersama Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Banggai melaksanakan Gerakan Tanam Kedelai pada hari Selasa, 4 Oktober 2022, bertempat di lahan Kelompok Tani Sukamaju seluas 0,75 ha, Desa Sindang Baru, Kecamatan Toili, Kabupaten Banggai.
Kegiatan diawali dengan Sambutan Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Kab. Banggai Drs. Subhan Lanusi, dimana dalam paparannya menyampaikan bahwa keberhasilan panen raya padi dan gerakan tanam kedelai merupakan prestasi yang membanggakan dan dapat menjadi percontohan dan memotivasi petani lainnya untuk terus melakukan pengembangan pertanian padi dan kedelai dengan harapan Kabupaten Banggai tidak hanya menjadi sentra padi dan hortikultura tapi juga dapat menjadi sentra tanaman lainnya. Luas panen kedelai 1.508 ha sedangkan luas panen padi 5.736 ha.
Lanjut disampaikan oleh Kadis Banggai, untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk pertanian yang merupakan salah satu arah pembangunan pertanian maka sektor pertanian harus bersinergi dengan sektor lainnya. Untuk mewujudkan visi dan misi Kabupaten Banggai, pemerintah daerah melalui Dinas TPH dan Perkebunan telah memfasilitasi pemberian bantuan benih jagung, padi dan kedelai baik program APBN pusat dan provinsi, maupun APBD Kabupaten yang semuanya bertujuan meningkatkan produksi dan usaha pertanian melalui intensifikasi komoditas prioritas yang berwawasan agribisnis di pedesaan.
Mewakili Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sulawesi Tengah, Kepala Bidang Tanaman Pangan, Ir. Retno Erningtyas, MP menyampaikan bahwa keberhasilan pencapaian produksi kedelai memerlukan integrasi dari berbagai unit kerja lingkup kementerian pertanian dan instansi lain. Indikator output kinerja kegiatan pengelolaan produksi kedelai adalah tercapainya peningkatan produktivitas, penambahan luas areal tanam kedelai dan peningkatan produksi.
Adapun alokasi Sulawesi Tengah untuk kegiatan percepatan peningkatan produksi kedelai APBN Tahun 2022 seluas 1.500 ha (reguler) dan ABT untuk pemulihan ekonomi nasional (PEN) seluas 8.374 ha sehingga total 9.874 ha yang tersebar di 11 Kabupaten/Kota. Untuk Kabupaten Banggai yang merupakan sentra produksi kedelai Tahun 2022 mendapatkan alokasi 500 ha (regular) dan ABT seluas 2.628 ha sehingga total seluas 3.128 ha. Bantuan yang diberikan berupa benih kedelai serta sarana produksi berupa NPK non subsidi, pupuk hayati cair, rhizobium dan pestisida.
Skenario peningkatan produksi kedelai tahun 2022 dapat terealisasi apabila seluruh faktor kunci dan pendukung peningkatan produksi ini dapat dipenuhi yaitu fasilitasi pemerintah dalam penyediaan bantuan sarana produksi; penetapan kebijakan harga beli kedelai petani dan jaminan pasar; pengaturan importasi kedelai dan penetapan tarif bea masuk impor kedelai; kondisi iklim yang mendukung pertanaman kedelai; dukungan nyata pemerintah daerah dan seluruh pemangku kepentingan.
Tantangan yang dihadapi dalam pencapaian target luas tanam kedelai salah satunya adalah ketersediaan benih berkualitas (bersertifikat). kebutuhan benih berkualitas pada musim tanam sering tidak dapat tercukupi karena ketiadaan benih di lapangan, sehingga petani menggunakan kedelai konsumsi sebagai benih dan diambil dari luar provinsi Sulteng. Harga jual benih yang lebih tinggi dibanding harga kedelai konsumsi merupakan salah satu motivasi bagi penangkar. Untuk itu, penangkar benih kedelai membutuhkan ketelatenan dan penambahan kegiatan budidaya seperti roughing yang bertujuan untuk mempertahankan kemurnian dan mutu genetik varietas dan penanganan pascapanen yang berbeda dengan kedelai konsumsi.
Kendala lainnya pemanfaatan lahan kering yang perlu digenjot lokasi pertanaman kedelai, melalui program PATB atau PIP mengingat bahwa lokasi lahan kering di kabupaten Banggai yang cukup luas dan tidak terfokus pada lahan sawah saja.
Upaya meningkatkan produksi kedelai dapat ditempuh dengan cara peningkatan intensitas tanam, peningkatan produktivitas, dan perluasan areal tanam. Atas dasar tersebut, diperlukan upaya-upaya untuk memotivasi dan menggerakkan petani dan pihak terkait lainnya untuk melakukan tanam kedelai secara bersama, dan tepat waktu, salah satunya adalah dalam bentuk Gerakan Tanam Kedelai, dengan harapan target luas tanam kedelai dapat tercapai. Dan yang terpenting adalah segera tanam benih yang sudah tersalurkan, laporkan dan catat luas tanam, panen dan produktivitasnya.
Untuk Kabupaten Banggai, penangkaran benih kedelai berada di Desa Lauwon Kecamatan Luwuk Timur yang mampu memenuhi kebutuhan di wilayah sendiri serta kabupaten lainnya di Sulawesi Tengah. Melalui kegiatan APBD I tahun 2021 lalu, telah dibangun gudang penangkar benih kedelai untuk menjamin penanganan pasca panen kedelai di lokasi tersebut. Selain di kecamatan tersebut, perlu penumbuhan penangkaran benih kedelai di wilayah lainnya sehingga Banggai dapat menjadi sentra penangkaran benih di Sulawesi Tengah.
Menutup sambutannya disampaikan bahwa peran pemerintah lebih difokuskan sebagai fasilitator, motivator dan dinamisator, namun pelaku utama (subyek) pembangunan pertanian adalah para petani. Hal ini berarti bahwa tugas pengabdian kita menjadi lebih diarahkan untuk mendorong “partisipasi masyarakat” khususnya petani dalam wadah kelompoktani/ gabungan kelompok tani guna mencapai tujuan dan cita cita pembangunan.
Kemudian dilanjutkan penanaman perdana tanaman kedelai secara simbolis dengan sistem tugal oleh Kadis TPH Perkebunan Kab. Banggai, Kabid Tanaman Pangan Dinas TPH Sulteng, Dinas TPH & Perkebunan Kab. Banggai, Camat Toili, mewakili Kapolsek Toili, mewakili Danramil, Kepala Desa Sindang Baru, Koordinator BPP Toili dan Penyuluh, POPT serta anggota Kelompok Tani.
Selain itu dilakukan pula panen raya padi di lokasi tersebut yang akan dijadikan lokasi tanam kedelai untuk musim tanam berikutnya (sistem ToT). Siklus musim tanam di daerah tersebut padi-padi-kedelai. Produksi kedelai di lahan sawah mencapai 2 ton/ha. Desa Sindang Baru merupakan salahsatu sentra kedelai di Kecamatan Toili.
Diharapkan kebutuhan benih kedelai ke depannya dapat terpenuhi melalui penumbuhan benih in situ sehingga kemandirian benih di Sulawesi Tengah dapat tercapai. Para petani sebagai pelaksana di lapangan harus menjalankan tanggungjawab sebagai mitra pemerintah daerah. Bantuan yang diterima bersifat stimulan/sementara atau modal awal saja sehingga setelahnya harus dengan upaya sendiri untuk kembali menanam dan diharapkan luasannya lebih besar dari sebelumnya.
Penulis : Sitti Musdalifah