Related Stories
August 17, 2023
Kehadiran kutu putih (Bemisia tabacci)/Kutu kebul kerap menggagalkan petani cabai. Kutu kebul merupakan hama yang membawa beragam virus khususnya virus kuning. Saat kutu kebul menghisap cairan tanaman maka saat itu pula virus masuk ke dalam jaringan tanaman. Perkembangan kutu kebul sangat cepat dimana betina serangga sekali bertelur menghasilkan hingga 400 butir. Inang kutu kebul adalah tanaman cabai itu sendiri dan tanaman anggota famili Solanaceae lainnya seperti tanaman tomat, terung dan kentang. Tanaman mulai terserang kutu kebul pada umur sebulan setelah tanam. Gejala serangan bermula dari penampilan daun yang mengeriting dan menguning, lambat laun tanaman akan menjadi kerdil dan malas berproduksi. Perkembangbiakan serangga mini ini sangat cepat jika kondisi lingkungan menguntungkan yaitu panas dan lembab. Virus lain yang dibawa kutu kebul antara lain closterovirus, carlavirus, nepovirus dan potyvirus.
Pengendalian kutu kebul secara kimia adalah dengan menyemprotkan insektisida cair yang merupakan racun kontak sistemik dengan bahan aktif imidiakloprid dan spirotetramat dengan kandungan masing-masing 120 gram/liter. Cara kerja racun sistemik ini adalah dua arah dimana bahan aktif akan masuk ke jaringan daun dan mengikuti system vaskuler tanaman xylem dan floem yang bergerak keatas dan bawah menuju tunas baru, daun, ranting, batang dan jaringan akar. Gerakan dua arah itu menghasilkan pengendalian menyeluruh terhadap hama yang terlihat maupun yang tersembunyi dibalik daun. Hasilnya hama kutu akan terkendali dengan baik dan tanaman dapat tumbuh kembali dan berkembang dengan baik. Penggunaan insektisida hanya disarankan apabila serangan hama sudah diatas ambang batas.
Untuk mengendalikan kutu kebul secara alami yaitu:
Pada musim kemarau serangan hama akan semakin meningkat, untuk itu strategi pengendalian harus dilakukan untuk mrngurangi resiko gagal panen.
Penulis : Ir. Deecy J Kemur. M.Si