PERTEMUAN KOORDINASI PROGRAM READSI PROV. SULTENG TAHUN 2020
Bertempat di Ruang Pertemuan UPT Diklat Pertanian Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sulawesi Tengah (Rabu/04 Maret 2020), dilaksanakan Pertemuan Koordinasi Program Rural Empowernment and Agricultural Development Scalling Up Initiative (READSI) Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2020.
Â
Di sesi pembukaan, yang dihadiri oleh Kepala BPTP Sulteng, Dr. Ir. Fery Fahrudin Munir, M.Sc, serta Kepala UPT Diklat Pertanian, Ir. Arif S. Asikin, MP, kegiatan dibuka oleh Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sulawesi Tengah, Ir. Trie Iriany Lamakampali, MM. Dalam sambutannya yang memaparkan tentang Kebijakan Program Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sulteng mendukung Pembangunan Pertanian di READSI dan KOSTRATANI Tahun 2020, disampaikan bahwa program READSI yang sudah memasuki tahun ke 3 dari 5 tahun program (2018-2022) dievaluasi apa yang telah dikerjakan, agar pelaksanaan tahun 2020 lebih baik lagi. Anggaran yang digunakan sifatnya loan/pinjaman sehingga pemanfaatannya digunakan semaksimal mungkin sehingga tepat sasaran. READSI Sulteng harus lebih baik dibandingkan provinsi lain karena READ (2008-2014) awalnya dilaksanakan di Provinsi Sulteng, kemudian Replikasi READ di 2 (dua) provinsi (Kalbar dan NTT) (2015-2017), lalu dilaksanakan di 6 Provinsi (Gorontalo, Sulsel, Sultra, Sulteng, Kalbar, NTT) di 18 kabupaten (2018-2022).
READSI sendiri bertujuan untuk Pemberdayaan rumah tangga di pedesaan di lokasi Program, baik secara individu maupun secara kelompok, dengan keterampilan, membangun rasa percaya diri dan pemanfaatan sumberdaya untuk meningkatkan pendapatan dari sektor pertanian dan non-pertanian serta meningkatkan taraf hidupnya secara berkelanjutan.
Hal lain yang disampaikan, program READSI harus bersinergi untuk mendukung kebijakan nasional, seperti menjamin ketersediaan pangan 267 Juta jiwa penduduk Indonesia , serta program KOSTRATANI yang pusat pelaksanaannya di BPP yang dijadikan sebagai pusat data dan informasi, pusat gerakan pembangunan dan pertanian, pusat pembelajaran, pusat konsultasi agribisnis, pusat pengembangan jejaring kemitraan. Dimana semua BPP di lokasi READSI yang juga merupakan BPP lokasi KOSTRATANI. Program READSI harus tersampaikan kepada semua pihak, seperti petugas PBT, POPT, Bumdes, aparat desa. Inovasi Teknologi yang diterapkan dilokasi program READSI, dikoordinasikan dan selaras dengan BPTP, sehingga dapat meyakinkan petani agar merubah pola-pola tanam yang diluar rekomendasi.
Mendukung program KOSTRATANI, di tahun 2020 akan dilaksanakan pelatihan teknis hulu hilir untuk memecahkan masalah pertanian di wilayah, pelatihan teknologi informasi bagi kostratani, pelatihan fungsional bagi tenaga fungsional di KOSTRATANI.
Adapun sasaran READSI yaitu petani miskin yang aktif yang punya sumberdaya lahan, petani aktif dan memiliki potensi sebagai agen perubahan untuk memotivasi petani di tingkat lapangan, petani yang tidak memiliki lahan dan memiliki lahan sempit , Kepala Keluarga Perempuan yang akan dilibatkan secara langsung dalam kegiatan pemanfaatan pekarangan, perbaikan gizi dan pengelolaan keuangan keluarga.
Pertemuan ini penting untuk menyamakan persepsi dan langkah-langkah yang akan dilakukan di tahun 2020 oleh semua pihak. Dan diharapkan pembinaannya pasca pelaksanaan program berkelanjutan sehingga manfaatnya dirasakan oleh penerima program.
Pertemuan koodinasi dihadiri oleh kabupaten pelaksana program (Manajer Program), Tenaga Ahli Provinsi yaitu Kabupaten Banggai, Toli-Toli, Poso, Parigi Moutong dan Buol, serta Eselon III Lingkup Dinas TPH selaku steering committee.
Setelah pembukaan kegiatan, dilaksanakan sesi panel presentasi yang disampaikan oleh para Manajer 5 Kabupaten dipandu oleh Kepala Bidang Penyuluhan, Ir, Muh Adam, MM, MSi yang memaparkan jadwal palang pelaksanaan kegiatan tahun 2020, progress pelaksanaan kegiatan, kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan program. Di Sesi diskusi, pertanyaan, saran dan masukan dari peserta terkait pelaksanaan program 2020 seperti sistem pengadaan benih padi sawah yang akan dilaksanakan oleh penangkar benih yang ditanggapi oleh PPSU READSI/Manajer Provinsi, Mahruddin, SP, MSi. Saran lain juga disampaikan oleh Ka. UPT Diklat, bahwa meskipun fokus READSI adalah pemberdayaan petani, terkait bantuan benih, input dan output harus terukur seperti luas lahan petani, kebutuhan benih petani.
Diakhir pertemuan yang ditutup oleh Kepala UPT Diklat Pertanian, dibacakan resume pertemuan koordinasi yang akan ditindaklanjuti dan sebagai referensi untuk pelaksanaan kegiatan tahun 2020 oleh penerima program READSI.